Curahan Hati Pilu Teknisi Lion JT-610 : Kami Bukanlah Penjudi !

Curahan Hati Pilu Teknisi Lion JT-610 : Kami Bukanlah Penjudi !


Bekerja pada posisi yang vital dan menentukan keselamatan bagi banyak orang, memang teramat besar resikonya.

Salah-salah dalam mengambil keputusan dan perhitungan, bakal membawa keselamatan banyak nyawa sebagai taruhannya.


Kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10/2018) kemarin, membuka mata banyak orang akan besarnya tanggungjawab dan resiko kerja yang dibebankan pada personil-personil teknisi yang sehari-hari menangani perawatan pesawat yang akan segera tebang.

Belum jelas sebenarnya apa sebab musabab dari jatuhnya pesawat yang diketahui masih tergolong sangat baru dan layak terbang itu. Belum ada rilis hasil penyelidikkan KNKT dari rekaman Kotak Hitam yang bisa dianggap sebagai simpulan pasti penyebab bencana.

Tapi sayangnya, mata-mata curiga dan tudingan masyarakat di berbagai kabar dan linimasa media sosial, sudah mengarahkan telunjuknya ke hadapan para teknisi yang dianggap lalai dan bersalah karena mengizinkan JT-610 terbang di hari nahas itu.

Kondisi yang penuh tekanan itu, menyebabkan beberapa teknisi yang terlibat langsung dalam perawatan pesawat nahas itu, meluapkan perasaan berkecamuk yang ada di dada mereka, curhatan pilu atas tuduhan yang dialamatkan kepada mereka.

Curahan hati itu, mungkin mereka lampiaskan untuk mengurangi beban berat yang saat ini dihempaskan kepada pundak mereka. Inilah diantara curhatan para teknisi yang sedang berduka itu

“Ketika anda dipercaya bekerja diperusahaan apapun dan dimanapun itu, maka percayalah kita punya tujuan yang sama, yaitu untuk menghidupi keluarga kita. Jika anda bilang Lion adalah maskapai yang begini begitu, Lion merawat pesawat asal-asalan karena harganya murah.

Ya, Lion yang anda sebut itu adalah tempat kami bekerja. Dan kami adalah teknisi, bukan penjudi yang mempertaruhkan nyawa (penumpang) kami sebagai taruhannya.

Melepas ratusan nyawa untuk terbang melintasi belahan bumi ini tak semudah yang anda fikirkan. Jika memang tak layak terbang, tak ada satu pun nyawa yang pantas dikorbankan hanya dalam satu penerbangan.

Dalam satu tanda tangan kami setidaknya ada lebih dari 100 nyawa yang kami pertanggungjawabkan. Dan dalam satu bulan, ada lebih dari 3.000 nyawa yang kami jamin keselamatannya.

Dan tanpa informasi yang jelas, anda menghina, mencaci dan menghujat Lion Air dan profesi para teknisinya ?”

Begitu ujaran salah seorang teknisi Lion Air yang mungkin mewakili perasaan rekan-rekan sekerjanya.

Ada beragam tanggapan dari netizen terhadap curahan hati seorang teknisi ini. Ada yang mendukung dan memahami apa yang dirasakan para teknisi, namun juga banyak yang menyatakan bahwa ujaran itu sebagai bentuk ketidaksiapan teknisi itu dalam menghadap resiko kerja.

Namun apapun itu, sudah sepatutnya kita sebagai masyarakat dan mungkin juga konsumen maskapai Lion Air, untuk tetap berempati terhadap musibah dan ujian yang sedang menimpa mereka.

Bukan hanya penumpang dan kru yang jadi korban, melainkan mereka yang juga terlibat dibalik penerbangan itu seperti para teknisi yang kini harus memikul beban dipersalahkan dan dipertanyakan hasil kerja mereka.

Sepatutnya kita tunggu hasil penyelidikkan pejabat terkait atas penyebab pasti musibah ini, dan menjadi pelajaran bagi kita semua di hari depan nanti.


Sumber : ucnews.com
close
== [ Close ]==